Bojonegoro - Bertempat di Gedung Pertemuan Dharma Wanita, Rabu (9/8) pagi berlangsung acara seminar dan dialog dengan tema membangun negeri dengan semangat gotong royong tanpa melihat latar belakang perbedaan yang ada demi merajut kebhinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tampak hadir dalam kesempatan ini Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto,Msi . Acara yang digagas oleh Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik menghadirkan beberapa pembicara antara lain Komandan kodim 0813 Bojonegoro, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Bojoengoro dan Organisasi Kepemudaan dalam hal ini Komunitas Pemuda Lintas Agama dan Gus Sholahudin dari Praktisi agamis.
Kang Yoto Bupati Bojonegoro |
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bojonegoro, Kusbiyanto melaporkan kegiatan ini bertujuan meningkatkan wawasan kebangsaan bagi para pelajar di Kabupaten Bojonegoro. Dikatakan Kusbiyanto Keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa kita, utamanya diiindonesia yang memiliki latar belakang agama, suku dan ras. Sejalan dengan janji kebangsaan , karenanya sudah menjadi tugas kita agar senantiasa menjaga dan menghormati. Demikian pula dengan keragaman di Bojonegoro sangat luar biasa. Apalagi Bojonegoro telah menjadi Kabupaten OGP dan Kabupaten Welas Asih. Menurut Kusbiyanto Peserta kegiatan ini adalah generasi muda lintas agama yang ada di Kabupaten Bojonegoro, karena mereka akan diberikan referensi tentang nasionalisme dan ketrampilan hidup yang harus dimiliki generasi Bojonegoro.
Warsito perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro dalam kesempatan ini mengingatkan kepada seluruh peserta agar menanamkan gotong royong dan kerja bakti. Dia mencontohkan salah satu budaya bangsa kita gotong royong dan kerja bhakti adalah bisa diterapkan di jenjang sekolah yakni tolong menolong dan mengerjakan tugas piket bersama seperti menyapu sebagai bentuk sederhana menerapkan budaya gotong royong. Budaya ini adalah warisan leluhur yang sangat baik yang harus dijaga dan dilestarikan.
Masih ditempat yang sama Bupati Bojonegoro Kang Yoto dihadapkan peserta menuturkan bahwa paradigma yang terjadi dari masa ke masa mulai masa kecil sampai masa remaja di bangku perkuliahan bagi beliau pribadi telah mengubah cara pandang. Ditambah lagi kesempatan bertemu dengan beberapa tokoh penting di negeri ini membuat wawasan dan pengetahuan semakin luas.
Dituturkan di awal masa kuliah pandangam tentang pemerintah demikian sempit dan cenderung negatif, namun seiring waktu dan banyaknya pergaulan membuat pandangan terhadap pemerintah lambat laun berubah. Disampaikan Bupati Pandangan tentang pemerintahan itu dilihat dari berbagai sisi, dengan berteman dengan banyak tokoh membuat pandangan tentang pemerintah menjadi semakin luas.
Bupati menuturkan bahwa beliau pernah menjadi politikus dan aparatur pemerintah. Menjadi Ini itu adalah proses yang harus dilakukan secara terus menerus. Para pendiri bangsa kita menyadari betul bahwa Indonesia secara harfiah tanah dan tempat berpijak sudah ada. Namun jiwa atu ruh bangsa Indonesia harus senantiasa dibangun.
Dikatakan Bupati untuk Cita cita menjadi indonesia adalah yang pertama menerima kebhinekaan, kesanggupan menerima kepahitan masa lalu dan menjadi lebih baik dimasa depan, kesanggupan untuk menjaga Indonesia dan meluaskan hati dan jiwa. Bojonegoro adalah miniatur keragaman Indonesia salah satunya bisa ditemukan di Desa Pajeng Kecamatan Gondang. Mereka menjalankan nilai gotong royong. Bahkan di desa ini mampu swadaya membangun gedung sekolah.
Hal penting yang bisa kita pelajari dari pajeng adalah adanya loyalitas primer dan sekunder yang terjaga tanpa memandang agama dan faham. Semuanya saling mengerti dan memahami masing masing peran dan tanggung jawab. Cara pandang yang berbeda dan diterima akan menjadi modal sosial dalam membangun. Pembangunan yang dilakukan akan berhasil jika ada ruang publik saling mendengar dan mau menerima sehingga saling melengkapi. Diera zaman sekarang tidak ada lagi mengkotak kotakkan apalagi berbeda dinding apalagi berpikir paralel. (red/KIMSPot)
0 komentar:
Posting Komentar